Jika Anda penggemar film Iron Man tentu tahu bagaimana kemampuan yang dimiliki si baju besi tersebut. Salah satu kemampuan Iron Man adalah aksi terbangnya tanpa menggunakan pesawat terbang. Dalam ceritanya Iron Man dapat terbang secepat pesawat jet, dengan daya dorong roket-roket yang ada di kedua telapak tangan dan kakinya.
Dalam dunia nyata, ide tentang manusia terbang sebenarnya telah ada cukup lama. Membuka lembaran sejarah kegemilangan dan kejayaan Islam di Andalusia, tercatat seorang ilmuwan bernama Ibnu Firnas yang pertama kali mencoba untuk terbang dengan teknologi rancangannya, berupa sayap yang menyerupai burung, namun nampaknya usahanya belum berhasil. Lalu ide ini setelah beberapa abad kemudian menginspirasi ilmuwan-ilmuwan Eropa dan menjadi cikal bakal teknologi pesawat terbang.
Kesuksesan teknologi pesawat terbang, membuka kembali ide lama tentang manusia terbang. Terutama pada masa perang dingin, dimana negara-negara blog barat (diwakili AS) dan blog timur (diwakili Rusia) berlomba-lomba menemukan berbagai macam teknologi baru, salah satu teknologi yang dikembangkan militer AS pada masa itu adalah baju terbang. Dengan menggunakan teknologi jet-engine dengan ukuran yang lebih kecil dirancang agar dapat dikenakan dibadan, jadilah semacam tas gendong bermesin jet, yang memiliki alat pegangan tangan untuk mengendalikan mesin
Pada masa itu teknologi roket-jet telah cukup maju, karena kebutuhan perang saat itu guna membuat misil yang efisien. Kemudian munculah ide untuk membuat infantri yang bisa terbang sendirian. Dengan merancang semacam ransel yang diberi mesin roket, jadilah sebuah baju terbang untuk militer. Jika Anda pernah melihat video manusia terbang dengan tas punggung yang memiliki roket, pada tahun-tahun terakhir ini, maka sebenarnya teknologinya telah ada sejak lama.
No comments:
Post a Comment